NUR JANNAH
MEMBERIKAN mahar yang indah dan unik untuk pasangan di hari pernikahan tentu menjadi keinginan setiap calon pengantin. Tidak terkecuali bagi Agung Mujiyanto, seorang masinis yang termotivasi membuat sendiri mahar unik untuk sang istri.

Agung membuat mahar menyerupai sebuah lokomotif kereta api yang menggambarkan profesinya. Mahar unik buatannya itu pun banyak diminati, hingga kini terus dikembangkan sebagai usaha kreatifnya.
“Awalnya memang bikin untuk dipakai sendiri waktu mau menikah, saya otak-atik sendiri. Lama-lama banyak yang suka setelah saya posting dan lumayan banyak yang tertarik dibuatkan juga,” kata dia, beberapa waktu lalu.
“Kalau dikejar penuh bisa selesai sehari, tetapi dengan keterbatasan waktu saya mengerjakannya saat-saat waktu luang.”
Baca Juga :Dekorasi Ciamik Berbahan Balon
Agung mengaku usaha sampingan yang dijalaninya memiliki nilai seni yang cukup tinggi. Sebab, merancang sebuah mahar menjadi berbagai detail dan bentuk membutuhkan kehati-hatian.
“Untuk mahar sebenarnya semua sama, mulai dari bingkai dan proses pembuatannya, bedanya hanya pada bentuk yang menyerupai lokomotif yang menggambarkan profesi saya,” ujar Agung.

Mahar pengantin biasanya berupa uang atau aneka barang yang hendak diberikan kepada pasangan pengantin perempuan. Dengan sentuhan tangan kreatif Agung, mahar-mahar yang biasa menjadi aneka bentuk yang unik. Meskipun tanpa mengurangi nilai yang terkandung di dalamnya.
Misalnya mahar dalam bentuk rumah adat, masjid, sketsa wajah, lokomotif, hingga menara. Jenis mahar yang biasa dikreasikan berupa uang koin dan kertas yang dibalut dengan berbagai ornamen hiasan yang dibentuk sesuai konsep yang diinginkan sang calon pengantin.
Di tangan terampil agung, mahar pengantin pun kian variatif dengan bentuk dan ukuran yang beraga. Seperti dari bingkai ukuran 16 R—24 R.
Seminggu Pengerjaan
Untuk menyelesaikan pembuatan satu buah mahar, Agung mengaku membutuhkan waktu antara satu hingga dua minggu. Biasanya sebelum mengerjakan satu mahar, calon pengantin membawa gambar sebagai konsep mahar yang mereka inginkan. Misalnya konsep mahar yang menyerupai bangunan masjid yang cukup sering dibuatnya.

Selain membutuhkan waktu yang tidak sebentar, dalam proses pengerjaan mahar-mahar tersebut dibutuhkan ketelitian ekstra. Sebab, menurut Agung, dia selalu memperhatikan setiap detail bagian dari mahar. Seperti saat membuat koin-koin logam menempel pada karton padi dan dibentuk menyesuaikan pola.
Selain itu, untuk uang kertas juga disusun dan dilipat dengan teknik khusus sehingga membentuk sebuah pola yang diinginkan. “Kalau dikejar penuh bisa selesai sehari, tetapi dengan keterbatasan waktu saya mengerjakannya saat-saat waktu luang, karena ini juga menjadi bisnis sambilan,” ujarnya. (M2)
nur@lampungpost.co.id